Topik: Memahami Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Tuhan yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat, atau bangsa (Yasni, hal 224)
Hak Asasi Manusia pada kehidupan sekarang memang semakin tergerus. Pelanggaran Hak Asasi Manusia di kehidupan sosial pun semakin menjadi. Beberapa hak asasi manusia (HAM) seperti Hak untuk memperoleh pendidikan, Hak untuk penghidupan yang layak seperti orang lain, Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama, Hak untuk mendapatkan pekerjaan, mulai terasa bukan hak yang semua orang bisa mendapatkannya.
Mari kita lihat kembali dalam kehidupan kita akan hak hak yang seharusnya sudah dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan. Dimulai dengan hak untuk memperoleh pendidikan, Banyak generasi anak- anak di negeri ini tidak mendapatkan hak pendidikan yang semestinya mereka dapat. Pendidikan masih dirasa mahal. Sehingga mereka lebih memilih untuk mengais uang untuk sesuap nasi. Alih alih yang tidak mendapatkan hak untuk bersekolah, sekarangpun bermunculan diadakannya sekolah RSBI sekolah berstandar internasional, Para generasi muda kita yang mendapatkan hak pendidikannya pun juga mengalami kesenjangan sosial akan perbedaan metode pengajaran ini. Uanglah bermain dalam posisi yg vital. Pendidikanpun kini menjadi salah satu ladang bisnis. Padahal pendidikan adalah hak setiap warga. Sudah seharusnya pendidikan tidak untuk dipilah-pilih mana yang mampu dan mana yg kurang mampu, karna ujung ujungnya hanya akan menimbulkan kesenjangan sosial. Pendidikan sungguh masih diskriminatif terhadap kelompok masyarakat terutama kaum fakir miskin. Padahal di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 4 dijelaskan bahwa “pendidikan diselenggarakan secara demokratis, berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia”.
Selanjutnya kenyataan yang dirasa kurang dalam penerapannya di lingkungan masyarakat, yakni: Hak Asasi Manusia untuk mendapatkan penghidupan yang layak. Di contoh sosial bisa dilihat dengan kehidupan para pemulung, atau orang orang yang kurang mampu. Mereka tentu tidak mendapatkan hak untuk hidup layak. Tidak mudah memang kehidupan yang mereka hadapi sebagai pemulung di Jakarta, banyak yang menyalahkan kenapa datang ke Jakarta, kenapa tidak sekolah dengan baik, banyak kometar lainnya yang bilang kurang berusaha. Mungkin masyarakat memang sudah penuh dengan kata-kata menggurui, namun perjuangan mereka yang keras sungguh mempunyai pelajaran yang berarti sendiri untuk kita, Pemulung sendiri sebenarnya adalah orang orang yang patut kita hargai dan kita beri bantuan, karena tanpa disadari pemulunglah yang membersihkan kota dari sampah yang dibuang sembarangan oleh orang berpindidikan yang belum bisa menerapkan didikannya itu dalam kehidupan mereka.
Hak Untuk Mendapat Makan / Pemerataan Pangan Kelaparan, wujud dari kemiskinan paling ekstrim di Indonesia tidak hanya cerita tanpa fakta. Kelaparan bukan dongeng masa lalu dari nenek moyang yang hidup pada masa pergerakan dan revolusi fisik sebelum kemerdekaan Indonesia. Tapi sekarang, setelah lamanya Indonesia merdeka secara politik, kelaparan adalah keadaan kemiskinan.
Hak Untuk Mendapat Tempat Tinggal Yang Layak Pemerintah mempunyai tanggung jawab penuh terhadap anak anak terlantar sesuai dengan yang diamatkan dalam Pasal 34 UUD 1945 ayat (1) menegaskan bahwa “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”.Namun dalam prakteknya masih ada anak anak yang terlantar menjadi gelandangan yang belum terurus oleh pemerintah. Tidur di jalanan dan tidak mempunyai tempat tinggal yang layak.
Hak Untuk Mendapat Pelayanan Kesehatan.Inilah ironi yang terjadi pada masyarakat kita. Jika Anda kaya anda berhak akan dokter terhebat dan mendapatkan perawatan terbaik. Kamar rumah sakit dengan fasilitas dengan perhatian dokter dan suster yang jauh lebih baik, serta obat obatan yang lebih berkualitas. Namun jika anda miskin, silahkan tidur kembali diatas kasur anda dan bermimpi bahwa akan ada dokter spesialis baik hati yang akan mengobati anda secara gratis. .Sungguh tidak ada unsure yang mengatakan jika Pelayanan Kesehatan adalah hak setiap orang. Coba kita ingat-ingat, kita sering menemukan berita tentang penolakan rumah sakit atas pasien-pasien yang tak mampu membayar biaya uang muka, lantas mereka terlantar. Atau, ada seorang pemulung yang terpaksa membawa pulang mayat anaknya sendiri, dengan digendong karena ia tak mampu membayar biaya rumah sakit.
Sudah sedemikian parahkah memang kehidupan manusia di era modern ini? Hak Asasi Manusia tidak terealisasikan atas dasar mampu atau tidak seseorang untuk membiayai kehidupannya. Ketika seseorang lebih mengagungkan ego pribadi, mementingkan kepentinganya sendiri. Lantas mengucilkan moralitas yang sudah sewajarnya untuk saling menghargai dan saling membantu seperti yang dimaksudkan dalam define makhluk sosialan. Moralitas makin tergerus akibat di otak manusia lebih mementingkan kenikmatan dunia semata. Kapitalisme, liberalisme sudah sedemikian hebatnya menguasai setiap sendi kehidupan. Mengorbankan humanisme yang sebetulnya ada pada diri manusis ketika ia dilahirkan.
Untuk mencari solusi dari penerapan Hak Asasi Manusi yang kurang. Mari kita memulai untuk memrefleksikan moralitas masing masing, supaya mayoritas manusia dapat hidup aman dan nyaman. Tekanan-tekanan lingkungan mempengaruhi ragam moral yang berada di kehidupan seperti tekanan ekonomi banyaknya atau sedikitnya materi yang ada, teknologi, politik , tradisi, dan kepentingan kelompok pemimpin. Moralitas memang pluralistik, sehingga kadang-kadang pecah konflik karena samaa sama tidak memahami
Marilah kita tetap membantu dengan bersedekah kepada orang orang yang tidak seberuntung kita, jangan mengeluh dengan keadaan kita, karna masih banyak yang tidak seberuntung kita, dan tetap belajar akan kerja keras mereka , belajar untuk menghargai haasil jerih payah yang mungkin hasilnya tidak terlalu banyak, dan jangan mudah untuk menghambur hamburkan uang untuk kesenangan yang sangat konsumtif apalagi kurang baik , hal hal yang kurang berguna. Baiknya ikut berbagi dan hargai rejeki yang kita dapat, berapapun besar nya. Karena kita tidak tahu kapan uang sekecil apapun tersebut bisa bermanfaat di lain waktu. dan gunakan rezeki tersebut dengan sebaik-baik nya.
Sebagai mahasiswa, di kegiatan nyatanya ada suatu forum seperti dunia pelangi yang sudah mulai menjadi kegiatan sosial nyata di Universitas Bakrie. Forum seperti ini adalah baik gunanya, mengajari pendidikan pada teman teman yang bernasib kurang baik untuk mendapatkan hak pendidikan dengan pengajaran sukarela yang dilaksanakan teman teman yang mengikuti kegiatan ini. Selain itu juga ada suatu forum untuk ikut bersedekah, dimana peserta forum ini disediakan celengan untuk memberi koin koin atau sedekah seikhlasnya yang dikumpulkan dan setelah itu celengan- celengan tersebut dikumpulkan dan hasil dari sumbangan tersebut digunakan untuk membiayai teman teman kita untuk mendapatkan pendidikan. Dengan semangat ini, sebagai generasi muda dengan nasib yang lebih baik kita bisa saling menolong generasi muda yang lain. Sehingga menimbulkan masyarakat dengan kehidupan yang lebih baik
Reference:
1. Yasni Sodarnawati(2010) Citizenship. Jakarta. Media Aksara
2. http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10618337
3. http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8848591
Tidak ada komentar:
Posting Komentar